Puluhan karung beras isi 15 Kilogram tersusun rapi dalam mobil bak terbuka jenis L300. Para pelajar kemudian menyerahkannya secara simbolis kepada relawan ACT yang hadir di SMAN 1 Banda Aceh, Sabtu (23/9/2017). Rencananya, bantuan itu akan diangkut ke Myanmar dengan kapal yang membawa bantuan kemanusian dari seluruh Indonesia.
Baca Juga : JOKOWI BERMAKSUD UBAH FILM G30S/PKI MENJADI VERSI BARU,BEGINILAH REAKSI ISTRI SUTRADARA PEMBUAT FILM G30S/PKI !!
Pada beberapa karung beras yang diserahkan siswa-siswi ini, terlihat tertempel kertas bertuliskan 'Bantuan beras kemanusian dari SMAN 1 dan masyarakat Kota Banda Aceh untuk etnis Rohingya, korban kejahatan kemanusiaan di Myanmar.' Bantuan dalam bentuk barang ini terkumpul setelah siswa menggalang dana di sekolah dan turun ke masyarakat.
"Kemarin kami dalam waktu yang sangat singkat berhasil mengumpulkan uang Rp 10 juta lebih dan mereka (siswa) ingin langsung memberikan dalam bentuk benda. Makanya dibelikan beras hampir mencapai satu ton dan itu diserahkan langsung ke kapal kemanusian yang akan bertolak ke Rohingya," kata Kepala SMAN 1 Banda Aceh, Khairurrazi kepada wartawan.
Sebelum menyerahkan bantuan, para siswa lintas agama dan etnis menyampaikan pernyataan sikap mereka terhadap konflik yang terjadi di Rakhine State. Ada lima siswa yang berbicara dan semuanya mereka mengutuk pembantaian yang dilakukan militer Myanmar terhadap penduduk etnis Rohingya.
Selain itu, sejumlah siswa juga memegang selembar spanduk di antaranya bertuliskan 'Semua manusia adalah penduduk sah planet bumi.' Siswa-siswi dari agama Budha dan Hindu juga menyampaikan pesan untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam bahasa Inggris.
"Ini sebuah wujud nyata sebagai partisipasi siswa. Ini hasil dari didikan kita di sekolah ini untuk merasa saling berempati kepada sesama manusia di manapun dia berada," jelas Khairurrazi.
Menurutnya, di SMAN 1 Banda Aceh terdapat siswa-siswi dari berbagai agama dan etnis. Pelajar minoritas di sana tidak pernah mendapat perlakuan diskriminitif. Antar sesama pelajar, kata Khairurrazi, mereka sudah seperti sebuah keluarga. Agen Casino Terbaik
"Kami tidak rasakan berbeda-beda tapi yang kami rasakan adalah kebersamaan," ungkapnya.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar