"Saya dengan sangat santun meminta dan menghormati lembaga Mahkamah Agung ini. Agar ketua dengan semangat heroik untuk mundur secara terhormat," ungkap Gayus saat menghadiri konfrensi pers Asosiasi Pimpinan Perguruan Tinggi Hukum Indonesia (APPTHI) terkait OTT Ketua Pengadilan Tinggi Manado Sudiwardono di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat Rabu (11/10/2017).
Baca Juga : SINDIRAN SAHABAT NOVEL : KONDISI MATA NOVEL SUDAH BISA LIHAT JELAS,NAMUN KASUSNYA SEMAKIN LAMA SEMAKIN GAK JELAS !!
Menurut Gayus, beberapa penyimpangan terjadi saat masa pemimpinan Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali. Salah satunya adalah dengan adanya penyebutan Ketua Kamar. Selain itu, Gayus menambahkan jika Hatta Ali tidak pernah bersidang.
"Sejak pimpinan Hatta Ali menyimpang. Hatta Ali menyebutnya kamar. Tidak pernah ada kamar. Adanya Ketua Muda Pidana, Ketua Muda Perdata. Sekarang ketua kamar, jadi ini persoalan. Ketua Mahkamah Agung tidak pernah bersidang. Sebelumnya ketua Mahkamah Agung bersidang. Ini ada aturannya Undang-Undang nomor 5 tahun 2004 pasal 5," pungkas Gayus.
Gayus pun tak sungkan memaparkan jika Hakim Agung tidak dilibatkan dalam pembuatan kebijakan di MA. Hal ini menurutnya berbeda dengan zaman dulu. Selama 6 bulan terakhir bahkan tidak ada pleno hakim di MA.
"Ini sudah enam bulan baru akan ada pleno hakim agung di Bandung bulan November. Hakim Agung tidak berkuasa. Kami hanya memutuskan perkara, itu saja," katanya.
Dengan rutinitas seperti itu maka Gayus menyebut dirinya dan hakim agung lain adalah mesin perkara. Saat menyampaikan paparannya, Gayus merasa dirinya tidak melanggar kode etik. Agen Casino Terbaik
"Saya hanya membuka dapur saya. Saya tidak melanggar kode etik. Satu satunya saya Hakim Agung yang suka begini ya. Kenapa? Karena saya punya tanggung jawab moral," tegas Gayus.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar